SITUS JEJARING SOSIAL MENJADI ASPEK PENILAIAN DALAM RECRUITMENT PERUSAHAAN

SITUS JEJARING SOSIAL MENJADI ASPEK PENILAIAN DALAM RECRUITMENT PERUSAHAAN

Sebelumnya saya pernah membaca sebuah artikel mengenai Tips sehat bagi remaja dalam berjejaring sosial di Internet, salah satu tips disana menyatakan bahwa kita harus hati-hati dan tidak terlalu ekspresif terhadap posting hal yang kurang etis di mansyarakat, dikarenakan apabila kita hendak melamar pekerjaan, beberapa perusahaan kini telah mulai menilai para pelamar di perusahaannya melalui profil sang pelamar yang bersangkutan di situs jejaring sosial. Saya rasa ini merupakan metode yang masih baru dalam Fungsi manajemen sumber daya manusia, khususnya pada bagian Recruitment dalam menyeleksi karyawan barunya. Saya tertarik untuk mengangkat topik ini dikarenakan dalam materi yang sering dipaparkan di perkuliahan megenai Manajemen Sumberdaya Manusia, metode ini nyaris tak pernah disinggung.

Pendahuluan

Situs Jejaring Sosial ( Social network sites)

Merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut.[1] Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.

Berikut ini 5 peringkat Situs jejaring social yang paling di gemari menurut versi Abula45 (Metrogaya) dengan memperhatikan beberapa variable yang diantaranya adalah pengguna terdaftar, fungsional situs, kepopuleran (banyaknya pengunjung).

* Facebook. (www.facebook.com)

Lebih stabil secara teknis dan menawarkan banyak fitur yang tidak ditawarkan Twitter.

* Twitter.(www.twitter.com)

Situs blogging mikro, yang merupakan telepon party line modern. Jumlah user mencapai 40 juta di seluruh dunia.

* LinkedIn. (www.linkedin.com)

Banyak pebisnis profesional menggunakan LinkedIn . LinkedIn adalah sarana yang pas untuk memposting resume secara online, mempromosikan keunggulan dan skill bisnis.
* Myspace .( www.myspace.com)

Pernah merajai sebelum kepopulerannya digantikan situs jejaring sosial lainnya. Namun, Myspace masih memegang nilai bagi seniman dan musisi.

* Ning.( www.ning.com)

Meskipun Ning telah digunakan oleh jutaan pengguna. Namun, Ning kurang begitu dikenal dan digunakan oleh kebanyakan orang. Ning telah merevolusi sosial media dalam banyak cara tentang bagaimana menawarkan ribuan niche dalam jaringan itu sendiri.

Peran Terkini Jejaring Sosial Dalam Proses Recruitment

Hasil survey Career Builder terhadap 450 karyawan perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan, apabila seseorang ingin melamar sebuah pekerjaan. Hati-hati dengan posting yang dilakukan lakukan di Facebook jika tidak ingin lamaran ditolak mentah-mentah.

Mem-posting sesuatu di Facebook memang tak boleh sembarangan, khususnya bagi para pencari kerja. Sebuah survei mengungkapkan, hampir separuh perusahaan telah menolak calon pekerja yang sebenarnya potensial cuma gara-gara Facebook sang pelamar.

Satu dari 10 pelamar kerja ternyata ditolak karena ketahuan telah mem-posting sesuatu tentang minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang. Kemudian, 13% karena membuat komentar rasis, dan 9% lainnya ditinjau ulang karena kedapatan menempatkan foto yang kurang sopan di halaman situs jejaring sosial tersebut.

Perusahaan-perusahaan itu mulai mengecek jeroan Facebook ata situs jejaring sosial lain sang pelamar untuk membandingkannya dengan resume curriculum vitae (CV) yang dikirimkan. Bahkan, empat dari perusahaan telah membuang lamaran yang masuk setelah melihat Facebook sang pelamar.

Gambaran tentang dampak Facebook ini didapat dari hasil survei Career Builder terhadap 450 karyawan perusahaan. Farhan Yasin, presiden Career Builder mengatakan, situs seperti Facebook bisa menjadi bom waktu. “Banyak yang memakai situs jejaring untuk menguak hal “kotor” di dunia maya. Maka, bersihkan konten “kotor”-mu sebelum mencari pekerjaan. Hapus semua konten foto dan link yang bisa menjadi batu sandungan dalam mencari pekerjaan,” imbau Yasin soal hasil survei tersebut.

Salah satu perusahaan bernama Big Brother mengakui kesalahan terbesar yang dibuat oleh pencari kerja ialah tak bisa menjaga perilakunya di Facebook. Meski telah memoles sebaik-baiknya CV mereka, namun percuma saja kalau masih memiliki catatan online yang kurang baik dan bisa dilihat semua orang.

Peran Lebih Lanjut Jejaring sosial dalam Manajemen Sumber Daya Manusia

Jejaring sosial rupanya bukan hanya berfungsi sebagai situs pertemanan. Lebih dari itu, jejaring sosial bisa dijadikan sebagai bahan referensi bagi perusahaan dalam merekrut karyawan yang akan dipekerjakan di perusahaannya.

Awalnya dikecam kini malah disayang. Mungkin begitulah gambaran situs pertemanan di dunia maya. Sebelumnya, situs pertemanan ini sempat dijadikan kambing hitam oleh banyak perusahaan yang meyakini produktivitas karyawan menurun karena kehadiran situs-situs pertemanan tersebut. Bahkan, tidak sedikit perusahaan yang menganjurkan agar karyawan tidak mengakses situs-situs itu saat sedang bekerja.

Tujuannya agar karyawan tetap fokus pada pekerjaan. Namun, sekarang ini jejaring sosial malah dijadikan bahan referensi bagi perusahaan untuk mencari berbagai informasi mengenai kandidat-kandidat karyawan mereka. Setidaknya setengah dari kalangan pemimpin perusahaan di berbagai belahan dunia, tengah memantau situs-situs jaringan sosial di internet seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, dan MySpace.

Sebuah studi yang dilakukan lembaga konsultan talent management DDI pada tahun 2010 ini menemukan bahwa 25 persen dari 1.910 pelamar kerja yang telah diwawancara di berbagai negara, dan 12 persen pimpinan perusahaan di Inggris melakukan pengecekan terhadap profil atau pun foto kandidat di situs jaringan sosial, sebelum memutuskan apakah akan mewawancarai mereka. Kemudian, lebih dari separuh perusahaan yang melihat profil calon karyawan tersebut di situs jejaring sosial menyatakan, mereka menggunakan informasi yang didapat untuk mengambil keputusan akhir dalam proses rekrutmen.

Sebelumnya, telah ada laporan mengenai hasil sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa para pemimpin perusahaan sebaiknya mendorong karyawan mereka untuk memanfaatkan Facebook atau Twitter guna membantu memperluas jaringan.

Secara umum, studi bertajuk Global Interviewing Practices and Perceptions 2009 ini, juga menemukan bahwa perusahaan di Jerman dua kali lebih banyak dalam mempraktikkan pemantauan online berkaitan dengan proses pengambilan keputusan dalam masalah hiring dan rekrutmen.

Langkah mengecek jejaring sosial milik calon karyawan, juga dilakukan perusahaan di Amerika Serikat (AS). Menurut survei yang dilakukan lembaga survei Harris Interactive atas pesanan Career-Builder ini, sebanyak 45 persen perusahaan di AS melakukan cara ini. Angka ini bahkan meningkat dari survei terdahulu.

Facebook menduduki peringkat pertama sebagai situs yang digunakan untuk mengecek calon karyawan ini. Selebihnya ditemukan bahwa 11 persen perusahaan melakukan searching blog untuk mengetahui lebih jauh mengenai pelamar mereka, dan 7 persen mengikuti perkembangan kandidat yang bersangkutan di Twitter.

Adapun di Tanah Air, langkah ini mungkin belum lazim digunakan. Kendati demikian, menurut Winda Lubis, selaku konsultan senior PT Opus Management, mengatakan, kini ada beberapa perusahaan di Indonesia yang melakukan pengecekan ke situs pertemanan milik calon pelamar. Ia sendiri mengaku memiliki seorang teman yang bekerja freelance untuk sebuah perusahaan asing sebagai reference checking, yang salah satu tugasnya mengamati calon karyawan melalui situs pertemanan.

Namun,  informasi yang didapat melalui dunia maya ini, hanya sebagai masukan semata bagi perusahaan dalam melakukan rekrutmen dan tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan. “Hanya sebagai bahan tambahan,”.

Dari berbagai sumber yang saya dapatkan, Hal tersebut senada dengan pendapat yang dipaparkan konsultan senior EXPERD Linawaty Mustopoh. Menurut dia, informasi melalui jejaring pertemanan merupakan data tidak langsung. “Dari sisi legalitas juga masih dipertanyakan kevalidannya sehingga harus dikonfirmasi ulang,” katanya.

Namun menurut pendapat Wakhid Efendi. Division Head Customer Service & Retention Management JBRO Indosat ini berpendapat, situs pertemanan justru bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menyeleksi karyawan. “Dari situ kita bisa melihat bagaimana psikologis orang itu,apakah waktunya hanya dihabiskan di dunia maya dan bagaimana sifat mereka,” sebut Wakhid.

Dampak Negatif  Jejaring sosial Bagi perusahaan

Dari survei tercatat 7% Karyawan dipecat dikarenakan jejaring sosial. Social media kini semakin merepotkan perusahaan. Bukan hanya soal penurunan produktifitas karyawan, tetapi juga bocornya informasi penting perusahaan ke publik via jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Sebuah riset yang dilakukan Proofpoint menunjukkan, karyawan semakin sembrono menggunakan jejaring sosial. Dan ini sangat mencemaskan manajemen perusahaan.

Survei yang dilakukan perusahaan keamanan email berbasis di Kalifornia, AS itu, terhadap 261 petinggi IT perusahaan yang memiliki lebih dari seribu karyawan menunjukkan betapa khawatirnya perusahaan terhadap media sosial ini. Bagaimana tidak, jika 20 persen perusahaan mengaku bahwa informasi rahasia mereka tersebar via media sosial gara-gara keteledoran karyawannya.Gara-gara itu, 20 persen mendisiplinkan karyawannya karena melanggar peraturan perusahaan terkait media sosial. Bahkan tujuh persen diantaranya telah memecat karyawannya.

Dalam hal kebocoran informasi rahasia perusahaan, survei menunjukkan, Facebook dan LinkedIn dianggap sebagai yang media sosial yang paling tinggi risikonya (53 persen). Meski demikian, perusahaan tidak serta merta menutup akses Facebook dan LinkedIn bagi karyawannya. Hanya 53 persen perusahaan yang melarang karyawannya mengakses Facebook dan 31 persen melarang akses LinkedIn.

Mengingat jejaring sosial itu fenomena global, maka masalah serupa juga dihadapi oleh banyak perusahaan di Indonesia. Sayangnya, amat sedikit perusahaan Indonesia yang sudah memiliki social media policy atau aturan aturan dalam perusahaan yang khusus mengatur masalah media sosial.

2 thoughts on “SITUS JEJARING SOSIAL MENJADI ASPEK PENILAIAN DALAM RECRUITMENT PERUSAHAAN

  1. WARNING!
    Best solution for sale your files!
    Now everyone can earn in www!
    Add soft, music, text and other to Paid Archive and publish your archive in Internet!
    Unique technology – user pays AFTER downloading, so profit is maximal!
    The most simple in use, accept payment from 236 countries!
    Welcome to moneymakers )
    More information: http://tourl.in
    Thank you for attention )

Tinggalkan Balasan ke Asterix Batalkan balasan